Polri Masih Identifikasi 7 Jenazah Terduga Teroris.
Kepolisian hingga kini masih
melakukan identifikasi terhadap tujuh jenazah terduga teroris yang tewas
ditembak Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Polri saat ini masih mencari
masing-masing keluarga dari tujuh jenazah itu untuk mendapatkan sampel pembanding.
“Jenazah belum selesai
diidentifikasi. Belum dapat data pembanding untuk DNA,” ujar Kepala Biro
Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar saat
dihubungi, Minggu (12/5/2013).
Proses identifikasi dilakukan
sebelum jenazah diberikan pada pihak keluarga. Tim identifikasi di RS Polri,
Kramat Jati, akan mencocokan data antemortem dan postmortem pada keluarga.
Proses identifikasi diperkirakan selesai dalam waktu satu minggu.
“Itu proses untuk menyambungkan
antara fakta yang ada dengan keluarga, identifikasi untuk mengetahui pasti jati
diri yang bersangkutan. Para almarhum akan kita konfirmasi data dari yang
sifatnya antemortem dan postmortem,” terang Boy.
Polri Masih Identifikasi 7 Jenazah Terduga Teroris.
Sebelumnya, Detasemen Khusus 88
Antiteror Polri meringkus 24 terduga teroris di sejumlah lokasi sejak Selasa
(7/5/2013) hingga Jumat (10/5/2013). Sebanyak tujuh diantaranya tewas ditembak.
Pertama,Densus 88 meringkus lima
terduga teroris di kawasan Jakarta dan Tangerang Selatan. Mereka adalah Faisal
alias Boim, Endang, Agung, Agus widharto, dan Iman.
Kemudian di Bandung, Jawa Barat,
Densus 88 meringkus lima terduga teroris. Mereka adalah William Maksum alias
Acum alias Dadan, Haris Fauzi alias Jablud, Budi alias Angga (meninggal dunia),
Junet alias Encek (meninggal dunia), dan Sarame (meninggal dunia).
Di Batang, Kendal, Jawa Tengah,
tiga terduga teroris ditangkap yakni Abu Roban alias Untung alias Bambang
Nangka (meninggal dunia) dan Puryanto, dan Iwan.
Di Kebumen, ditangkap Farel,
Wagiono, Slamet, Budi, Bastari (meninggal dunia), Toni (meninggal dunia), dan
Bayu alias Ucup (meninggal dunia). Terakhir, penangkapan di Lampung terhadap
Solihin alias Abdul Latif alias Dino alias Wawan, Muhammad Ali alias Andika
alias Dika alias Dwi Putra, Mahardika, dan Dedy Rofaizal alias Faisal alias
Jaka.
Keterlibatan mereka yakni ikut
mengumpulkan dana untuk aksi teror. Mereka telah beraksi merampok Bank
BRI Batang, BRI Grobokan, BRI lampung, BRI Bandung, toko emas di Tambora,
Jakarta Barat, kantor pos dan giro Bandung, serta percobaan pembakaran Pasar
Glodok, Jakarta Pusat. Total hasil rampokan mereka di Bank BRI Batang,
Grobokan, dan Lampung mencapai Rp 1,8 miliar.
Uang itu diduga telah digunakan
untuk membeli bahan peledak, operasional dalam merencanakan aksi teror, dan
melakukan pelatihan teror. Selain itu juga diduga telah digunakan untuk
mendanai aksi teror di Poso. Kelompok pimpinan Abu Roban ini juga
diketahui terkait DPO teroris Santoso dan Autat Rawa, serta Abu Omar,
pemasok senjata api dari Filipina.
EmoticonEmoticon